Ketika Aku memilih

Aku merenungkan pilihan terakhir yang disuguhkan padaku.Pilihan itu adalah pilihan untuk masuk ke sebuah jurusan yang tidak pernah kupikirkan  di tempat kuliah yang tidak pernah ku bayangkan.Diam diam dalam hati berjanji bahwa apapun yang akan terjadi aku tidak akan menyesali pilihan ini. Aku berdoa dan berusaha menguatkan diri.mencoba bertahan melewati yang terburuk.

Lalu waktupun berlalu, pilihan yang kubuat membawaku ke masa kini.Pada awalnya aku merasa bahwa aku telah melalui yang terburuk dengan menentukan pilihan yang sulit, dengan banyaknya pengorbanan yang kulakukan. yakni pengorbanan impian dan keinginan, tapi aku berkompromi. Bagaimanapun adalah kesalahanku tidak masuk kejurusan dan uiversitas yang  kuinginkan.

tapi ternyata membuat pilihan hanyalah sebuah langkah awal dari jalan yang benar benar panjang. Ketika memasuki dunia kuliah, aku terkejut akan betapa berbedanya realitas yang ku dapat dengan ekspektasiku selama ini.  Keterkejutan itu dibumbui dengan rasa jenuh karena itu sudah kali kedua aku tinggal di asrama, dan percayalah, itu bukan pengalaman yang ingin kau ulang berkali-kali.

Aku merasa sedih dan kecewa. Bukan hanya itu, aku juga merasa marah. Marah pada kenyataan yang membuat aku di tempat itu.Tempat itu benar benar seperti pengulangan masa SMA ku, aku merasa seperti anak SMA di perguruan tinggi daripada anak kuliahan. Aku merasa frustasi dengan banyaknya aturan yang mengikat, meskipun aku tau aturan itu baik adanya. Namun aku lelah didikte orang tentang apa yang harus kulakukan dan  aku benci dikontrol dengan paksaan. Aku hanya ingin menemukan diriku sendiri, bukan menjadi apa yang orang lain inginkan.

Aku selalu berpikir, bahwa menjadi diri sendiri itu jauh lebih penting daripada menjadi baik di mata orang lain dengan cara menekan perasaanmu. Itulah alasan tempat kuliah itu, menjadi tidak bersahabat denganku. aku tidak bisa menjalani segala sesuatu dengan ikhlas disana.

Tapi, sulit menemukan seseorang yang benar-benar mengerti apa yang kurasakan. Kebanyakan hanya memberi nasihat nasihat yang tidak kubutuhkan. Memang gampang menasehati orang lain, aku juga tau caranya. Tapi bukan itu yang kubutuhkan!

5 thoughts on “Ketika Aku memilih

  1. Aku penasaran siapa cwo itu lis? Sungguh!!
    Dapat dipastikan aku mengenalnya, atau mungkin tebakanku nanti benar.
    Aku setuju u harus mengungkapkan nya dengan persiapan hati juga tentunya ketika mengetahui respon dari dia. Sepertinya hidupmu sekarang telah berbeda 180 derajat dari sebelumnya, nikmati lh. Good luck. Rencana Tuhan pasti luar biasa

    Suka

Tinggalkan komentar